Home » » Mitos Petir Menyambar di Cakrawala Gunung Kelud

Mitos Petir Menyambar di Cakrawala Gunung Kelud

Written By Unknown on Rabu, 19 Februari 2014 | 23.02

Gunung kelud memang menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Diantaranya adanya mitos gunung kelud yang dijaga oleh naga dari kayangan. Ada pula yang menyebutkan bahwa gunung kelud itu memiliki kerajaan jin dan setan.

Gunung kelud juga menyimpan legenda yaitu adanya Lembu Suro yang dipercaya ingin menikah dengan Dewi Kilisuci dengan syarat yaitu meminta kepada Lembu Suro untuk membuatkan sumur yang dalamnya tidak dapat terdengar suara dari atas. Ketika sudah terpenuhi namun Lembu Suro di "blenjangi" atau dibohongi oleh Dewi Kilisuci, sehingga Lembu Suro pun "Nyapdo" atau bersumpah bahwa "Kediri dadi kali, Blitar dadi latar, TulungAgung dadi Kedung", yang berarti Kota Kediri menjadi sungai, Kota Blitar menjadi Halaman Luas, TulungAgung menjadi Kolam Besar.

Kisah yang paling terkenal yaitu sayembara untuk mendapatkan putri Kediri yaitu Dewi Kilisuci. Sayembara tersebut dibuka gelanggang pertempuran dan siapa saja yang ingin menikahi Dewi Kilisuci haruslah mampu untuk memenangkan sayembara tersebut. Akhirnya dimenangkan oleh Lembu Suro yang sebagian besar orang mengatakan dari Jember. Namun sang Dewi tidak mau untuk menikah dengan Lembu Suro, karena bentuk tubuhnya manusia dan kepalanya yaitu kerbau dan memiliki tanduk.

Akhirnya Dewi pun meminta sang Lembu untuk membuatkan sumur tersebut. Ketika sudah jadi, sumur tersebut lenyap diberi batu besar - besar untuk menimpa kepada Lembu Suro. Namun kesaktian lembu Suro tersebut tidak dapat dimatikan dengan ditindasnya batu besar, malainkan lembu Suro menggali terowongan yang berada didekat Puncu sekarang.

Setelah Lembu selamat, sang dewi mengerti bahwa Lembu Suro masih hidup. Akhirnya dewi Kilisuci pun mengenyahkan diri ke barat. Namun Lembu Suro tidak berhenti, dan tetap mencari sang dewi. Kemudian sungai yang sekarang menjadi Sungai terbesar di Kediri yaitu Brantas menjadi saksi bisu dari kisah Lembu Suro dan Dewi Kilisuci. Sebagian paranormal berpendapat bahwa "kali" atau sungai tersebut adalah batasan dari selendang kuning Dewi Kilisuci yang tengah dikejar - kejar oleh Lembu Suro.

Dan Akhirnya lembu suro bersumpah kepada Dewi yaitu jika nanti adanya perubahan jaman, keturunanmu(Kediri Barat) menikah dengan keturunanku(Kediri Timur) maka akan dijadikan "tumbal" atau persembahan nyawa atau hidupnya akan sengsara seumur hidup.

Kilatan petir menyambar di cakrawala gunung kelud menyisakan sejarah yang begitu hebat dari Sejarah Gunung Kelud. Tanda Petir itu memiliki beberapa pengertian, yaitu :

1. Adanya Naga Yang Menjaga

Mitos yang sering dibicarakan oleh masyarakat kelud yaitu adanya naga dari laut "kidul" atau selatan yang mendiami kawasan gunung kelud. Jika gunung kelud meletus maka naga tersebut akan menampakan diri dan memperingatkan kepada seluruh masyarakat sekitar gunung kelud untuk menungsi. Naga sendiri menampakan diri dengan wujud petir, yang sebagian besar masyarakat percaya bahwa itu adalah naga yang menjaga agar batu besar tidak menimpa masyarakat kawasan gunung kelud.

2. Lembu Suro Marah

Mitos yang beredar di masyarakat sekitar gunung kelud memang mengisahkan lembu Suro dan Mahesa Suro. Keduanya ingin memperebutkan kekuasaan Kerajaan Kediri dengan menikahi Dewi Kilisuci. Kemarahan itu diwujudkan dengan adanya lempengan batu besar, krikil, dan pasir. Di cakrawala sering terjadi "geluduk" atau suara gemurung yang terjadi seperti adanya guntur. Namun secara kasat mata, manusia yang dapat mendengar dan melihat keadaan gunung kelud waktu itu, maka akan terlihat dan terdengar Lembu Suro marah akibat banyak orang yang menyalahgunakan tempat.

3. Akibat Erupsi Berlebih

Erupsi yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti batuk, sesak, penglihatan, dan sebagainya. Jika erupsi ini berlebih maka akan menghasilkan petir yang dapat menyambar seluruh kawasan yang dilewati angin letusan gunung Kelud. Sehingga petir dapat menyambar siapa saja yang tidak bersyukur memiliki alam jagad raya ini.

4. Arah Angin Yang Besar

Angin juga mempengaruhi terjadinya petir yang menyambar. Angin mengarahkan hasil letusan gunung yang dapat mematikan makhluk apa saja yang dilewatinya. Di kota Blitar waktu letusan gunung Kelud tidak terjadi hujan pasir, namun hanya abu. Hal ini dikarenakan hujan pasir yang terjadi Kamis malam 13 Februari 2014 kemarin mengarah ke barat, utara dan timur. Petir juga terjadi di cakrawala kediri arah Pare, TulungAgung, dan Kediri Barat.

5. Banyaknya Material Yang Dapat Disambar

Mitos menyebutkan bahwa material yang disambar merupakan material yang besar, seperti batu, pasir besar belerang, krikil panas, dan sebagainya. Mitos menyebutkan bahwa yang menyambar tersebut adalah naga yang berada disekitar gunung kelud. Material yang disambarkan menjadi "kempyar" atau berubah menjadi pasir. Sehingga letusan kemarin merupakan salah satu sambaran naga yang berwujud petir sehingga banyak pasir yang dikeluarkan.

6. Keserakahan Pemerintah Kediri dari Blitar

Kabar berita menyatakan bahwa Kediri mengklaim bahwa wilayah kelud terbagi menjadi dua. Sepanjang jalan yang dipakai untuk berwisata ke gunung kelud merupakan wilayah Kediri, namun gunung Kelud sendiri pada kawah, merupakan wilayah Kabupaten Blitar. Sehingga menimbulkan kontroversi, dan ditambah dengan adanya peng-klaiman dari pemerintah pusat Surabaya bahwa kawah kelud merupakan wilayah Kabupaten Kediri.

7. Kerusakan Alam

Kerusakan alam memang terus terjadi, petir menyambar di cakrawala gunung kelud tersebut memberikan peringatan bahwa manusia bila diberikan kenikmatan masih ingin merusak alam. Sehingga petir terus menyambar dan tidak dapat diberikan pengampunan selain dengan jatuhnya hujan pasir. Kerusakan alam ini terjadi akibat penebangan, menjadikan tempat wisata yang sakral, terlalu besar dalam mengklaim hutan, dan sebagainya.

8. Banyak Yang Menyalahgunakan Tempat

Seperti halnya gunung kelud pada waktu belum meletus. Banyak orang berkunjung ke gunung kelud untuk melihat pertunjukan Jaranan, wayang, pameran, dan sebagainya. Disana terdapat ghaib atau penunggu yang sangat luar biasa kekuatanya, tidak menyukai adanya penyalahgunaan tempat tersebut. Sehingga gunung kelud meletus dan menyambarkan petirnya di sekitar kabupaten Kediri dan Kota Kediri...

Baca Juga : Mitos Blitar Dan Letusan Gunung Kelud

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Kawan !!!

Peraturan :
- Berbahasa sopan
- Jangan Spam, Floot atau sebagainya.
- Mengarah Ke Topik
- Saran dan Kritik membangun

Rame - Rame

Copyright@2014-2016. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut