Home » » Mitos Blitar Dan Letusan Gunung Kelud

Mitos Blitar Dan Letusan Gunung Kelud

Written By Unknown on Kamis, 20 Februari 2014 | 09.37

Mitos demi mitos telah terungkap, bahwa Blitar tidak terkena dampak gunung Kelud secara menyeluruh karena adanya selamatan sebelum gunung Kelud meletus. Blitar memang dekat dengan gunung Kelud yang memiliki jarak hanya 14 km dari pemukiman. Banyak orang yang sebelum gunung meletus menyajikan sesaji yang diperuntukkan untuk mensyukuri nikmat yang diberikan oleh sang pencipta dan meminta restu dari ghaib gunung kelud untuk menggunakan bumi dengan sebaiknya.

Memang tidak masuk akal bila Biltar tidak terkena dampak dari letusan Gunung Kelud. Secara geografis menggambarkan bahwa Blitar akan mendapatkan dampak yang sangat besar dari letusan gunung Kelud. Namun ternyata hanya terkena abu, itupun hanya sedikit. Aneh namun nyata bahwa Blitar tidak terkena pasir ataupun abu yang sangat banyak.

Penelitian dari arah angin menyatakan bahwa Blitar akan terkena dampak dari pasir yang sangatlah besar, namun perkiraan itu dibantah dengan kenyataan sekarang bahwa daerah Kabupaten dan Kota Blitar hanya terkena debu sedikit. Namun penelitian tersebut telah terungkap bahwa arah angin mengarah ke barat dan utara serta ke timur. Blitar berada di posisi selatan gunung Kelud, sehingga berdampak kecil terjadinya letusan yang sangat besar.

Kepercayaan orang pedalaman dari Blitar sendiri menyatakan bahwa daerah Blitar merupakan daerah yang sering terkena dampak Kelud. Kawah gunung kelud merupakan milik dari Kabupaten Blitar, namun telah diakui oleh Kabupaten kediri yang menimbulkan kontrofersi, namun Blitar mengalah untuk memberikan wilayah gunung Kelud kepada Kabupaten Kediri bersama pendapatan. Sehingga orang Blitar percaya itu adalah sebuah karma yang diterima untuk Kota Kediri dan sekitarnya.

Pendapat dari orang Jawa asli Kediri lebih berbeda dari Blitar, bahwa Kediri memang akan terkenda dampak dari letusan gunung Kelud akhibat dari banyaknya kebudayaan kediri yang disalahgunakan di daerah Kelud, namun penunggu Kelud tidak menyukai dengan diadakannya panggung hiburan yang berada di kawasan Kelud dan sekitarnya. Membuat penunggu disana menjadi marah dan akhirnya menimpa daerah Kediri dan kebarat.

Namun anehnya di daerah Tegowangi yaitu arah Pare kebarat tidak terdengar angin gemurung ataupun kilatan. Penduduk Pare menyakini bahwa disana adalah titik temu dari kilatan atau lawan dari kilatan yang lain, sehingga tidak terdengar suara gemurung yang mengakibatkan kepanikan. Anehnya juga tidak begitu banyak dampak yang ditimbulkan didaerah tersebut. Penduduk sekitar meyakini bahwa dengan memberikan sesaji kepada sang pencipta dalam bentuk ucok bakan dan uborampe setelah panen maka bencana yang akan terjadi menjadi tersingkirkan.

Di Nganjuk sendiri juga tidak terkena dampak yang begitu besar, hanya abu dan tidak ada pasir yang begitu tebal. Anehnya didaerah Madiun terjadi seperti halnya di Kediri. Dimungkinkan adanya arah angin yang begitu besar didaerah Nganjuk, sehingga pasir yang ditimbulkan mengarah ke barat melewati kota Nganjuk.

Pertanyaan yang begitu penting yaitu kenapa Blitar tidak terkena padahal hal tersebut dalam akal pikiran manusia sebenarnya terkena dampak yang begitu hebat. Berikut merupakan fakta dan opini mengapa Blitar tidak terkena dampak yang begitu besar dari letusan Gunung Kelud.

Fakta

1. Arah Angin

Fakta menunjukkan bahwa arah angin yang terdapat didaerah kelud memang memiliki kecenderungan kebarat dan kecepatan yang dihasilkan oleh angin pada saat malam cenderung mengarah ke arah barat yang panas daripada ketimur. Sehingga arah dari pasir yang disemburkan oleh gunung kelud cenderung kebarat dan kilatan terbanyak berada di kawasan barat gunung kelud.

2. Panas Bumi Ke Barat

Setelah matahati tenggelam memang bumi memiliki kepanasan yang cenderung di kawasan barat daripada timur. Sehingga letusan terjadi lebih besar berada diaerah seperti Kediri, TulungAgung, Madiun, Ternggalek, dan sekitarnya. Panas bumi sangat mempengaruhi terjadinya hujan pasir yang dihasilkan oleh gunung Kelud. Sedangkan daerah Blitar hanya berada didaerah selatan yang tidak termasuk dalam arah panas bumi dari gunung Kelud.

3. Matahari Berada Di Barat

Pada pukul 22:50 merupakan tempat dimana matahari berada disebelah barat. Jika pukul lebih dari 00:00  matahari berada ditengah - tengah dan berpindah dari barat ke timur. Sehingga pengaruh panas matahari ini juga merupakan fakta dari arah angin. Blitar terbukti tidak terkena dampak parah dari ledakan yang terjadi, sehingga Blitar merupakan tempat aneh yang tidak terkena dampak letusan gunung kelud yang berjarak dekat.

Opini

1. Karena Penyalahgunaan Tempat

Akhir - akhir ini memang terdapat banyak orang yang menyalahgunakan kawasan gunung kelud sebagai tempat hiburan, berduaan, dan hal lain yang menyebabkan penunggu dari gunung kelud marah sehingga hal letusan gunung kelud meletuskan pasir. Ironisnya yang sering menyalahgunakan tempat kawasan gunung merupakan wisatawan dari Kediri, sehingga Kediri yang banyak mendapatkan musibah daripada Blitar.

2. Pengaruh Sesaji Yang Diberikan

Sering sekali bahwa daerah Blitar merupakan kawasan masyarakat yang sering memberikan sesaji kepada tanah pertiwi dan mengirimkan doa kepada leluhur dari gunung Kelud. Namun daerah Kediri jarang memberikan sesaji, sehingga terkena dampak yang begitu besar adalah daerah Kediri.

3. Masalah Hari Hitungan Jawa

Jika dipikir secara logika perhitungan hari itu tidaklah menjadi pengaruh yang begitu penting, namun bagi orang jawa hari dan pasaran itu sangatlah mempengaruhi dimana seseorang memperoleh kesuksesan, kemapanan, kehidupan dan lain sebagainya. Pada tahun 2014 ini hari meletusnya gunung kelud yaitu Jumat Wage yang bila dihitung yaitu 6 dan 4 yang bila ditambahkan menjadi 10. 10 merupakan hari pati dan pasaran Wage yang diartikan dalam bahasa jawa yaitu "age - age" yang berarti cepat cepat. Sehingga meletusnya gunung kelud secara cepat daripada gunung berapi lainnya.

4. Berkurangnya Kepercayaan Kejawen

Meletusnya gunung kelud ini memberikan tanda kekuasaan tuhan yang maha kuasa, namun disamping itu ada penunggu yang meminta kepada sang pencipta agar dapat meletuskan gunung. Sebelum adanya orang islam, kristen, budha, katolik, hindu, ataupun konghiuchu terdapat agama yang berporos dari tuhan yaitu kejawen. Kepercayaan kejawen ini sangatlah diakui oleh negara - negara lain dari pemerintahan Majapahit pada jaman kerajaan. Berkurangnya ini sering dilupakan oleh oleh beberapa masyarakat, namun Blitar, Nganjuk dan daerah lain yang tidak melupakan kepercayaan Jawa selamat dari dampak letusan gunung Kelud.

5. Mitos Lembu Sura Meminta Mangsa

Lembu Sura merupakan pendekar jaman dahulu yang memiliki wajah mirip kerbau dan berbadan manusia yang berhasil memenangkan sayembara untuk mendapatkan dewi Kilisuci. Lembu sura meminta mangsa setiap 9 hingga 20 tahun atau bahkan lebih. Kepercayaan ini memang dipercayai mencari mangsa untuk menjadi tumbal dari perbuatan yang tidak baik mengolah alam dan sekitarnya. Sehingga kepercayaan ini juga dipercayai oleh masyarakat Blitar dan sekitarnya untuk memberikan rasa syukur dalam bentuk sesaji agat Lembu Suro atau penunggu gunung kelud tidak meminta mangsa kepada kawasan Blitar.

6. Gunung Kelud Mengadakan Pernikahan

Banyak paranormal yang menyebutkan ditahun 2014 ini gunung kelud mengadakan pernikahan, dan "manten lanang" atau pemelai laki - laki merupakan pemilik tempat gunung Kelud. Undangan yang disebarkan keseluruh jagad raya ini berupa pasir yang lembut dan merupakan pasir yang baik untuk tanaman. Blitar dimungkinkan sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraannya pernikahan, sehingga Blitar tidak terkena dampak yang begitu besar...

Baca Juga : Pengaruh Perhitungan Jawa Saat Gunung Kelud Meletus

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Kawan !!!

Peraturan :
- Berbahasa sopan
- Jangan Spam, Floot atau sebagainya.
- Mengarah Ke Topik
- Saran dan Kritik membangun

Rame - Rame

Copyright@2014-2016. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut