Home » » Pengaruh Perhitungan Hari Jawa Saat Gunung Kelud Meletus

Pengaruh Perhitungan Hari Jawa Saat Gunung Kelud Meletus

Written By Unknown on Minggu, 23 Februari 2014 | 08.35

Pengaruh yang tersebar di seluruh kawasan Kediri dan sekitarnya memang menjadi salah satu pembicaraan yang terus menerus diperbincangkan. Paska gunung Kelud meletus memang memberikan dampak yang begitu hebat bagi rumah yang terkena dampak vulkanik dari gunung Kelud.

Saat gunung kelud sebelum meletus perhitungan jawa sudah diperkirakan untuk meletus pada hari Jumat Wage. Perhitungan jawa ini tidak salah dan sudah terbukti terjadi. Jumat wage merupakan hari "rampas" atau hari "pati" atau kesengsaraan. Perhitungan hari menurut jawa menjadi salah satu tradisi yang tidak mungkin dihilangkan, karena menyangkut seluruh isi dari dunia ini yaitu kesuksesan, kemapanan, kesengsaraan, pernikahan, pekerjaan, dan masih banyak lagi.

Pengaruh perhitungan jawa itu sangat terkait dengan meletusnya gunung kelud, yang kemaren meletus pada hari jumat wage yang artinya "jumat=pohon, dan wage=cepat". yang berarti cepat meletus namun masih dilindungi. Walaupun meletusnya sangat dahsyat, gunung kelud tidak menelan korban karena masih dilindungi dengan watak pohon tadi.

Dalam hitungan jawa, meletusnya gunung kelud memang kebanyakan wage, namun ada juga yang legi seperti ditahun 1955 yang memuntahkan lahar panas hingga menelan banyak korban. Hal ini memang ada kaitannya dengan pengaruh hari dan pasaran.

Arah hari dan pasaran bila dipadukan dengan adanya erupsi yang ditimbulkan oleh gunung kelud mengarah ke selatan. Yang memang diperuntukkan kepada kota atau wilayah yang berada di selatan itu selamat, seperti Blitar, Kabupaten TulungAgung timur, dan wilayah selatan lainnya. Keselamatan ini diberikan memang berdasarkan mata angin dari hari perwatakan yaitu Jumat adalah 6 dan wage adalah 4, bila digabungkan akan menjadi 10. Dan 10 arah hari yang dilindungi adalah Selatan.

Saat pukul 22:50 WIB kelud sudah mengeluarkan pasir atau erupsi dengan ditandai petir menyambar cakrawala kediri dan sekitarnya. Saat malam tiba tersebut diyakini bahwa akan terjadi pergantian hari dimana sebelum pukul 20:00 sudah terjadi pergantian hari, dan menurut perhitungan jawa hari yang tepat untuk meletuskan erupsi memang hari jumat wage, karena masih dilindungi namun pergerakan dari erupsi tersebut sangatlah cepat dan banyak.

Pengaruh ini juga ditandai di kota Blitar yang tidak terkena pasir ataupun erupsi yang disemburkan oleh gunung kelud. Pengaruh itu merupakan arah dari perwatakan hari, dimana orang jawa meyakini bahwa hari yang memiliki pasangan yang jumlahnya 10 akan mengarahkan ketentraman ke selatan, sehingga Blitar (arah selatan) lebih kecil resiko tertimpa erupsi.

Paranormal jawa sering mengulas masalah perwatakan dan hari dengan adanya bencana ataupun kejadian. Jika diperkirakan oleh orang jawa maka Blitar itu adalah daerah yang "diayomi" atau dilindungi oleh sang pencipta untuk tidak terkena musibah. Sehingga walaupun daerah kelud dengan Blitar itu sangat dekat, namun arah angin dan arah siklus semburan mengarah menjauh dari selatan.

Diseluruh peradapan orang jawa dan seluruh dunia menggambarkan hari perhitungan jawa adalah perhitungan yang paling ampuh. Gunung kelud pada saat itu memang sudah diprediksi akan adanya letusan, namun letusan tersebut tidak begitu parah akan tetapi memiliki dampak hingga ribuan mil. Didaerah jawa barat hingga Jakarta memang terkena dampak dari gunung kelud, hal ini merupakan lambang bahwa kekuasaan yang paling hebat adalah perhitungan hari, dimana hari jumat wage merupakan hari pati.

Karena pengaruh perhitungan jawa ini dapat memberikan berbagai efek dan sisi dari kehidupan. Meletusnya gunung kelud itu merupakan tanda dimana ghaib penunggu kawasan gunung mulai memunculkan kekuatan dan kekuasaan bahwa manusia tidak boleh serakah, tamak, ingin menang sendiri, dan "adi gung" atau sok mempunyai kekuasaan tinggi.

Dipercaya oleh masyarakat Kediri dan sekitarnya bahwa di gunung kelud merupakan tempat yang sakral, banyak larangan yang tidak boleh dilanggar seperti mengadakan panggung hiburan, kesenian, ataupun acara yang lain selain persembahan atau nyekar. Hal ini dilanggar oleh masyarakat yang menginginkan hasil dari segi ekonomis, sehingga ghaib terbesar yang mendiami gunung kelud menjadi berontak dan menghasilkan letusan yang begitu dahsyat.

Perhitungan jawa juga mempengaruhi adanya dampak atau pengaruh dari banyaknya korban atau tidak. Diperkirakan banyak yang meninggal, namun dalam kabar berita tidak diberitakan bahwa gunung kelud ini meletus dan tidak menyisakan korban. Namun banyak sekali korban yang jatuh akhibat membersihkan rumahnya sendiri, hingga puluhan orang meninggal karena membersihkan atap rumah.

Lima hari setelah gunung kelud meletus merupakan hari dimana terdapat penjaga ghaib yang masih berada diatas awan yang masih mengintai. Seperti halnya kisah legenda yang mengatakan bahwa gunung kelud ini meletuskan erupsi dan tidak boleh orang membersihkan sebelum sepasar hari atau lima hari setelah gunung meletus baru boleh dibersihkan.

Kepercayaan ini memang benar adanya, karena banyak sekali orang yang berjatuhan dan bahkan meninggal dunia hanya karena membersihkan rumahnya. Kurangnya kepercayaan ini memang memberikan dampak yang luar biasa, sehingga orang modern sekarang lebih cenderung tidak mempercayai akan hal tersebut. Bila dipercaya maka orang akan selamat, namun dapat menimbulkan kesyirikan atau menyekutukan Tuhan.

Sebenarnya jika diperlihatkan oleh mata dan pikiran, manusia memang mempercayai Tuhan, namun ghaib yang mendiami sebelum manusia sekarang hidup sudah digariskan atau dibuat aturan oleh manusia jaman dahulu yang sakti mandraguna. Sehingga seperti halnya rumah orang yang sekarang ditinggali oleh banyak orang, didalam rumah tersebut sudah dipatok'i aturan yang dibuat oleh orang pertama masuk diwilayah tersebut. Sehingga sama halnya seperti gunung kelud meletus. Jika melanggar aturan maka gunung tersebut tidak segan - segan meletuskan pasir sejagad raya.

Dengan pengaruh perhitungan hari jawa tersebut, gunung kelud memberikan dampak hingga menimbulkan bencana yang dapat membuat rumah - rumah sekitar menjadi tertutupi pasir dan bahkan dapat berdampak besar seperti robohnya rumah dan sebagainya.

Meletusnya gunung kelud ini diperkirakan sangatlah besar dengan adanya petir yang menyambar, suara yang gemurung, hingga hujan pasir yang merobohkan rumah - rumah yang tidak kuat menahan jatuhnya pasir. Sehingga pengaruh perhitungan jawa itu merupakan perhitungan sakral dimana seseorang dapat jatuh atau bangun terjadinya kejadian apapun, seperti halnya gunung kelud yang meletus...

Baca Juga : Mitos Mendengarkan Suara Aneh Saat Gunung Kelud Meletus

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Kawan !!!

Peraturan :
- Berbahasa sopan
- Jangan Spam, Floot atau sebagainya.
- Mengarah Ke Topik
- Saran dan Kritik membangun

Rame - Rame

Copyright@2014-2016. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut